Kisah Misteri Penumpang Bus Terakhir yang Tak Pernah Turun

Jalur bus malam Banyuwangi–Surabaya memang menyimpan banyak cerita. Bukan hanya soal rutenya yang panjang, melelahkan, dan penuh tikungan, tetapi juga tentang hal-hal yang tak bisa dijelaskan dengan logika. Di antara berbagai kisah horor yang beredar dari mulut ke mulut, salah satu yang paling sering dibicarakan oleh para awak bus adalah tentang penumpang terakhir yang tak pernah turun—seorang wanita berkerudung yang naik entah dari mana, dan turun entah ke mana.

Malam Sunyi di Wongsorejo

Kisah ini dialami oleh seorang sopir bus malam yang telah bertahun-tahun melayani rute Banyuwangi–Surabaya. Pada suatu malam yang sepi, saat busnya baru saja melewati daerah hutan Wongsorejo—sebuah kawasan sunyi di antara hutan jati dan pegunungan kecil—tiba-tiba seorang wanita berkerudung berdiri di pinggir jalan dan melambaikan tangan.

Sopir dan kondektur sempat terkejut karena tidak ada rumah penduduk di sekitar situ. Namun, karena merasa kasihan, bus pun berhenti. Wanita itu naik tanpa berbicara sepatah kata pun. Ia langsung menuju bangku paling belakang, duduk diam, dan memandang ke depan dengan pandangan kosong.

Para penumpang lain tidak terlalu memperhatikan, mungkin karena lelah atau mengantuk. Tapi sopir merasa ada yang ganjil. Selama perjalanan menuju Situbondo, Bondowoso, hingga Pasuruan, wanita itu tidak bergerak sedikit pun, seolah membatu.

Terminal Bungurasih yang Menyimpan Misteri

Bus itu tiba di Terminal Bungurasih, Surabaya, menjelang subuh. Semua penumpang turun satu per satu, kecuali sang wanita berkerudung. Sopir yang penasaran meminta kondektur memeriksa bangku belakang.

Namun yang mereka temukan hanyalah kursi kosong. Tidak ada jejak kehadiran siapa pun. Bahkan, tak ada bau parfum, tas tertinggal, atau tanda-tanda penumpang duduk di sana. Padahal, menurut sopir, tidak ada satu pun penumpang yang turun sejak Situbondo—jadi mustahil wanita itu sudah turun diam-diam.

Saat kondektur kembali dengan wajah pucat, sopir pun ingat sesuatu yang membuat tubuhnya gemetar. Di tengah perjalanan, ia sempat menoleh ke kaca spion tengah. Wanita berkerudung itu tersenyum ke arahnya—namun senyuman itu tanpa mata. Yang terlihat hanyalah rongga hitam kosong di tempat matanya seharusnya berada.

Dampak yang Membekas

Setelah kejadian tersebut, sang sopir jatuh sakit selama tujuh hari penuh. Ia mengalami demam tinggi, mimpi buruk, dan sempat beberapa kali berteriak dalam tidurnya. Saat diperiksa oleh seorang ustaz, disebutkan bahwa sopir itu “terbawa bayangan” dari makhluk yang tidak semestinya berada di dalam bus manusia.

Beberapa sesama sopir mengatakan bahwa wanita itu bukan penumpang biasa. Ia diyakini sebagai roh penasaran dari seseorang yang pernah mengalami kecelakaan di jalur Wongsorejo, yang kini sering “menumpang” bus-bus malam untuk mencari jalan pulang yang tak kunjung ditemukannya.

Antara Fakta dan Misteri

Apakah wanita berkerudung itu benar-benar hantu? Atau hanya halusinasi seorang sopir yang kelelahan? Jawabannya mungkin tak pernah benar-benar terungkap. Namun, satu hal yang pasti—banyak sopir bus malam kini enggan berhenti di sekitar hutan Wongsorejo, apalagi jika melihat penumpang sendirian di tengah gelap.

Mereka percaya, lebih baik kehilangan satu penumpang… daripada membawa penumpang yang tak pernah turun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *