Kisah Penumpang Bus Minta Turun di Kuburan

Jalur darat Banyuwangi–Surabaya dikenal sebagai salah satu rute panjang yang menyusuri pesisir utara Jawa Timur. Melewati hutan, pegunungan, dan kawasan sunyi, rute ini tidak hanya menawarkan pemandangan eksotis—tetapi juga menyimpan banyak kisah misteri yang membuat bulu kuduk merinding. Salah satu kisah paling legendaris adalah tentang seorang penumpang misterius yang meminta turun di sebuah area pemakaman.

Awal Mula Kejadian: Malam yang Sunyi di Alas Baluran

Cerita misteri ini dituturkan oleh seorang kondektur bus malam jurusan Banyuwangi–Surabaya, yang kini memilih berhenti dari pekerjaannya karena trauma. Malam itu, sekitar pukul 22.30, bus yang ia tumpangi melintasi kawasan Alas Baluran—sebuah hutan nasional yang terkenal angker dan jarang dilalui kendaraan umum di malam hari.

Dari balik kabut tipis dan remang lampu bus, muncul seorang pria tua berdiri di pinggir jalan. Ia melambaikan tangan, memberi isyarat ingin naik. Meski ragu, sopir menghentikan bus. Penumpang itu naik tanpa bicara sepatah kata pun. Ia berpakaian tradisional Jawa—berbaju lurik, berkain, lengkap dengan blangkon—dan membawa tas besar yang terlihat berat.

Tanpa basa-basi, ia duduk di kursi belakang, jauh dari penumpang lain.

Permintaan yang Aneh

Bus terus melaju, menembus kesunyian malam menuju Situbondo. Ketika mendekati kawasan di luar kota, pria tua itu berdiri dan mendekati kondektur.

Dengan suara berat dan dalam, ia berkata:

“Nak, saya ingin turun di tempat yang banyak pohon kamboja.”

Permintaan itu membuat kondektur terdiam sesaat. Tidak ada halte, warung, atau rumah penduduk di sepanjang jalan itu. Tapi sopir tetap menghentikan bus sesuai permintaan. Dengan langkah perlahan, pria tua itu turun dan berjalan masuk ke area gelap di pinggir jalan. Tidak ada lampu, tidak ada suara, hanya gemerisik angin dan bau tanah basah yang menyelinap dari balik jendela bus.

Beberapa penumpang memperhatikan kepergian pria itu dengan rasa tidak nyaman. Salah seorang bahkan berbisik, “Tadi dia duduk di sebelah saya, tapi baunya seperti bunga tabur…”

Penemuan Mengejutkan

Beberapa hari setelah kejadian itu, sopir dan kondektur yang membawa bus tersebut sedang beristirahat di warung kopi dekat terminal. Mereka membaca sebuah berita di koran lokal. Mata sang sopir membelalak ketika melihat foto pria tua yang identik dengan penumpang malam itu.

Berita itu memuat laporan mengenang tragedi kecelakaan bus tahun 1995 di jalur Situbondo–Banyuwangi. Bus tersebut menabrak jurang dan terbakar, menewaskan semua penumpang, termasuk seorang pria tua berpakaian adat Jawa yang kala itu hendak pulang ke Banyuwangi.

Warga sekitar percaya, roh pria itu belum benar-benar “pulang”. Ia disebut-sebut kerap “menumpang” bus malam untuk kembali ke kampung halamannya. Dan setiap kali naik, ia selalu turun di tempat yang penuh pohon kamboja—tanda umum area pemakaman.

Trauma yang Membekas

Setelah kejadian itu, kondektur yang menjadi saksi langsung mengaku tidak bisa tidur selama beberapa minggu. Ia terus dihantui bayangan pria tua itu dan bau bunga kamboja yang masih tercium samar di bangku belakang bus.

Akhirnya, ia memutuskan untuk mengundurkan diri. Hingga kini, ia masih enggan naik bus malam, apalagi yang melintasi jalur Alas Baluran.

Penutup: Antara Nyata dan Tak Terjelaskan

Kisah “Penumpang yang Minta Turun di Kuburan” hanyalah satu dari sekian banyak cerita horor yang melingkupi jalur bus Banyuwangi–Surabaya. Entah nyata atau sekadar urban legend, satu hal yang pasti—jalanan malam menyimpan misteri yang tak bisa dijelaskan hanya dengan logika.

Jadi, bila kamu bepergian di malam hari dan seseorang meminta turun di tempat yang tak biasa… pastikan kamu melihat bayangannya terlebih dahulu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *