Melansir situs hpmurah.id yang membahas tentang seputar dunia gedget, berikut ini ulasan terkait. Di masa lalu, teknologi futuristik hanya hidup dalam imajinasi—robot asisten pribadi, layar yang bisa ditekuk, hingga kacamata pintar yang mampu merekam dunia dari sudut pandang penggunanya. Kini, seiring percepatan inovasi dan integrasi kecerdasan buatan dalam kehidupan sehari-hari, gadget masa depan telah menjadi kenyataan. Dan yang lebih mencengangkan: semuanya sudah tersedia di pasaran dan bisa kamu miliki.
Gadget Masa Depan
Berikut ini ulasan mendalam tentang 7 gadget futuristik yang bisa kamu genggam hari ini—bukan sekadar canggih, tapi juga fungsional, revolusioner, dan siap mengubah cara kamu bekerja, bermain, dan berinteraksi dengan dunia.
1. Smartphone Lipat: Evolusi Perangkat All-in-One
Apa yang Membuatnya Futuristik?
Smartphone lipat adalah perwujudan nyata dari perangkat multifungsi. Ia menggabungkan portabilitas ponsel dan kenyamanan layar tablet dalam satu perangkat. Teknologi layarnya menggunakan material ultra-thin glass (UTG) yang bisa dilipat ribuan kali tanpa retak.
Contoh Produk:
-
Samsung Galaxy Z Fold5
-
OPPO Find N3
-
HONOR Magic V2
Kelebihan:
-
Multi-window multitasking: Bisa menjalankan 3 aplikasi sekaligus dalam satu tampilan.
-
Flex mode: Menggunakan setengah layar sebagai tripod untuk video call, presentasi, atau selfie.
-
Pengalaman hybrid: Cocok untuk profesional dan kreator konten.
Harga: Rp19–30 jutaan
Masa Depan:
Diprediksi, smartphone lipat akan menggantikan laptop ringan dalam 5 tahun ke depan berkat efisiensi dan portabilitasnya.
2. Kacamata Pintar: Digitalisasi Langsung di Wajahmu
Kenapa Ini Revolusioner?
Kacamata pintar seperti Ray-Ban Meta bukan hanya soal estetika, tapi soal integrasi digital langsung ke indera penglihatan dan pendengaran. Penggunanya bisa merekam momen, menerima notifikasi, atau memutar musik tanpa menyentuh perangkat lain.
Fitur Unggulan:
-
Kamera 12MP dan video 1080p.
-
Mikrofon beamforming untuk input suara jernih.
-
Integrasi Meta AI (asisten virtual).
Manfaat:
-
Membebaskan tangan (hands-free).
-
Ideal untuk traveler, vlogger, hingga profesional lapangan.
-
Cocok untuk aktivitas interaktif seperti live streaming secara real-time.
Harga: Rp6–9 juta
Masa Depan:
Berpotensi menggantikan smartphone dalam aktivitas ringan seperti dokumentasi dan komunikasi singkat.
3. Rabbit R1 & Humane AI Pin: Gadget AI Tanpa Aplikasi
Apa Itu?
Rabbit R1 dan Humane AI Pin adalah generasi baru perangkat yang tak mengandalkan aplikasi, melainkan menggunakan Large Action Model (LAM)—sejenis AI berbasis perilaku pengguna untuk menjalankan perintah.
Kelebihan:
-
Tanpa aplikasi tradisional.
-
Bisa memesan makanan, menjawab pertanyaan, dan menjadwalkan janji hanya lewat suara.
-
Ukuran mini, bisa dibawa kemana-mana.
Teknologi Inti:
-
AI conversational engine.
-
Perintah berbasis niat pengguna, bukan klik/menu.
-
Koneksi ke cloud AI secara real-time.
Harga: Sekitar Rp3–4 jutaan (konversi dari $199)
Masa Depan:
Jika berhasil populer, ini bisa menjadi awal transisi dari smartphone ke wearable AI.
4. Earbuds Penerjemah: Real-Time Language Hack
Apa yang Membuatnya Hebat?
Dengan dukungan AI dan koneksi cloud, Timekettle WT2 Edge bisa menerjemahkan percakapan langsung antara dua orang dengan akurasi tinggi dan latensi rendah.
Dukungan Bahasa:
-
Lebih dari 40 bahasa utama dunia.
-
Deteksi otomatis, mode tatap muka dan simultan.
Kegunaan:
-
Traveler lintas negara.
-
Pebisnis internasional.
-
Pendamping belajar bahasa.
Harga: Sekitar Rp4–5 jutaan
Prospek:
Diprediksi akan terintegrasi ke earbuds mainstream dalam 3–5 tahun ke depan.
5. Apple Vision Pro & Meta Quest 3: Dunia Virtual Jadi Nyata
Kenapa Ini Penting?
Headset seperti Apple Vision Pro menyatukan dunia nyata dan digital lewat mixed reality. Bukan hanya untuk game, kini kamu bisa bekerja, desain, hingga kolaborasi dalam ruang virtual yang terasa hidup.
Teknologi Kunci:
-
Spatial computing: mengenali ruangan dan objek.
-
Kontrol mata dan tangan (tanpa alat tambahan).
-
Resolusi tinggi (lebih tajam dari retina manusia).
Fungsi Serius:
-
Desain arsitektur atau produk secara imersif.
-
Presentasi interaktif tanpa layar fisik.
-
Konferensi virtual dengan avatar realistis.
Harga:
-
Meta Quest 3: Rp9–11 jutaan
-
Apple Vision Pro: $3,499 (belum rilis resmi di Indonesia)
Prospek :
Akan menjadi standar baru dalam edukasi, arsitektur, dan kolaborasi jarak jauh.
6. Oura Ring & Ultrahuman Ring AIR: Cincin Pintar dengan Data Kesehatan Akurat
Mengapa Ini Menarik?
Cincin pintar kini menjadi alternatif pelacak kesehatan yang elegan, terutama bagi mereka yang enggan memakai smartwatch. Meski kecil, gadget ini memiliki sensor optik, akselerometer, dan pelacak suhu tubuh.
Fungsi Utama:
-
Analisis tidur mendalam (REM, Deep, Light Sleep).
-
Pelacakan detak jantung dan HRV (heart rate variability).
-
Prediksi kelelahan dan performa harian.
Kelebihan Dibanding Smartwatch:
-
Ringan, tidak mencolok.
-
Daya tahan baterai 5–7 hari.
-
Tahan air dan sangat ergonomis.
Harga: Rp4–6 juta
Masa Depan:
Diharapkan terintegrasi dengan layanan kesehatan digital dan digunakan dalam diagnosis awal penyakit kronis.
7. Laptop AI: PC yang Bisa “Berpikir” Sendiri
Evolusi Komputasi Personal
Laptop AI seperti ASUS Vivobook dilengkapi dengan Neural Processing Unit (NPU) yang memungkinkan pemrosesan AI langsung di perangkat tanpa koneksi internet.
Fungsi AI Terkini:
-
Editing video otomatis dengan AI.
-
AI Copilot dari Microsoft: bantu buat dokumen, coding, presentasi.
-
Pengenalan wajah suara, latar belakang virtual real-time.
Keunggulan:
-
Hemat baterai karena pemrosesan lokal.
-
Respons lebih cepat tanpa bergantung cloud.
-
Lebih aman (data tidak keluar dari perangkat).
Harga: Mulai Rp13 jutaan
Masa Depan:
Laptop AI akan menjadi standar baru untuk profesional kreatif, programmer, dan pelajar digital.
Penutup: Masa Depan Ada di Genggamanmu
Teknologi gadget masa depan bukan lagi hal yang perlu ditunggu—ia sudah hadir, bisa dibeli, dan bahkan sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Dari cincin yang memantau detak jantung hingga headset yang membawamu ke dunia virtual, semua itu menandakan satu hal: kita sedang hidup di masa depan.
Kini, pertanyaannya bukan lagi “Kapan teknologi ini akan datang?” tapi “Siapkah kita memanfaatkannya dengan bijak?”
