Terminal Ubung Denpasar Bali

terminal ubung denpasar

Terminal Ubung di Denpasar, Bali, bukan sekadar tempat naik-turun penumpang. Bagi warga lokal, pendatang, hingga wisatawan mancanegara, terminal ini adalah urat nadi transportasi darat yang menghubungkan Pulau Dewata dengan berbagai kota di Jawa, Lombok, hingga Sumatra. Namun, di balik fungsinya yang kasat mata, Terminal Ubung Denpasar punya cerita panjang yang jarang diungkap.

terminal ubung denpasar 2

1. Sejarah Terminal Ubung: Dari Lahan Sawah ke Pusat Mobilitas Pulau Dewata

Terminal Ubung Denpasar resmi beroperasi pada awal 1990-an, dibangun di atas lahan yang dulunya persawahan. Lokasinya yang berada di jalan utama Denpasar–Gilimanuk membuatnya strategis sebagai pintu masuk utama Bali lewat jalur darat.
Pada masa kejayaannya (1995–2010), Terminal Ubung menjadi salah satu terminal tersibuk di Indonesia Timur, melayani puluhan ribu penumpang per hari, terutama menjelang Lebaran dan musim liburan.

2. Lebih dari Sekadar Terminal: Ruang Pertemuan Budaya

Berbeda dengan terminal di banyak kota lain, Ubung kerap menjadi ruang pertemuan lintas budaya.

  • Wisatawan asing yang membawa ransel besar berbaur dengan pemudik dari Jawa.

  • Pedagang oleh-oleh khas Bali membuka lapak kecil di area sekitar terminal.

  • Seniman jalanan kadang menampilkan musik tradisional Bali untuk menyambut penumpang.

Interaksi seperti ini membuat Terminal Ubung bukan hanya tempat transit, tapi juga titik awal pengalaman “Bali” bagi pendatang.

terminal ubung

3. Transformasi di Era Transportasi Modern

Sejak dibukanya Terminal Mengwi pada 2011 sebagai terminal tipe A baru, sebagian besar trayek antarkota antarprovinsi (AKAP) dipindahkan dari Ubung. Meski begitu, Terminal Ubung tak mati.
Kini, fungsinya lebih mengarah pada:

  • Terminal antarkota dalam provinsi (AKDP) untuk trayek Denpasar–Singaraja, Denpasar–Tabanan, dan Denpasar–Karangasem.

  • Pusat angkutan kota yang menghubungkan berbagai sudut Denpasar dan sekitarnya.

  • Transit point travel & shuttle seperti bus pariwisata dan minibus Lombok–Bali.

4. Infrastruktur dan Fasilitas yang Masih Memadai

Walau tak lagi menjadi pusat utama bus AKAP, Terminal Ubung Denpasar tetap memiliki fasilitas yang layak:

  • Ruang tunggu beratap lebar dengan ventilasi alami.

  • Lahan parkir luas untuk bus, minibus, dan kendaraan pribadi.

  • Toilet umum yang dikelola secara mandiri oleh warga.

  • Warung makan & kios yang menjual nasi jinggo, kopi Bali, hingga perlengkapan perjalanan.

  • Area informasi dan loket tiket untuk rute dalam provinsi.

5. Efek Ekonomi bagi Warga Sekitar

Terminal ini masih menjadi sumber penghidupan bagi banyak orang:

  • Pedagang kaki lima yang berjualan makanan ringan.

  • Jasa porter yang membantu mengangkut barang penumpang.

  • Tukang ojek dan sopir taksi lokal yang menawarkan layanan ke berbagai tujuan.

Bahkan ada warga yang membuka penginapan sederhana di sekitar terminal untuk penumpang yang tiba larut malam.

terminal ubung 2

6. Akses Menuju Terminal Ubung

Terminal Ubung mudah dijangkau dari berbagai titik di Denpasar:

  • Dari Bandara Ngurah Rai: sekitar 40 menit via Jl. Sunset Road.

  • Dari Pelabuhan Gilimanuk: sekitar 3–4 jam perjalanan.

  • Dari Terminal Mengwi: sekitar 25 menit berkendara.

Transportasi umum yang melayani rute ke Ubung meliputi angkot, ojek online, dan bus Trans Metro Dewata.

7. Masa Depan Terminal Ubung

Pemerintah Kota Denpasar berencana memaksimalkan fungsi Ubung sebagai hub transportasi terpadu yang mengintegrasikan:

  • Bus AKDP

  • Bus kota

  • Shuttle pariwisata

  • Angkutan daring

Jika ini terwujud, Ubung bisa menjadi model terminal modern yang ramah wisatawan, tanpa kehilangan ciri khas lokalnya.

🚌 Infografis Terminal Ubung Denpasar Bali

📍 Lokasi

  • Alamat: Jl. Cokroaminoto, Ubung, Denpasar Utara, Kota Denpasar, Bali

  • Koordinat: -8.6276, 115.2092

  • Posisi Strategis: Gerbang utama jalur darat masuk ke Bali dari arah Gilimanuk.


🏛 Sejarah Singkat

  • Awal Beroperasi: Awal 1990-an, dibangun di bekas area persawahan.

  • Masa Kejayaan: 1995–2010 sebagai terminal AKAP terbesar di Bali.

  • Transformasi: Sejak 2011, fungsi AKAP dipindahkan ke Terminal Mengwi. Ubung kini fokus sebagai terminal AKDP dan angkutan kota.


👥 Kapasitas

  • Lahan: ± 3,5 hektar

  • Kapasitas Parkir Bus: ± 80 unit

  • Kapasitas Penumpang Harian: ± 3.000 orang (saat hari biasa)

  • Puncak Arus Mudik: Bisa mencapai 7.000 penumpang per hari.


🛠 Fasilitas

  • Ruang tunggu beratap lebar & ventilasi alami

  • Area parkir bus, minibus, dan kendaraan pribadi

  • Loket tiket & informasi rute

  • Toilet umum terkelola

  • Warung makan & kios oleh-oleh

  • Jasa porter & ojek pangkalan


🚗 Akses Jalan

  • Dari Bandara Ngurah Rai: ± 40 menit (via Sunset Road & Jl. Cokroaminoto)

  • Dari Pelabuhan Gilimanuk: ± 3–4 jam (via Jl. Raya Denpasar–Gilimanuk)

  • Transportasi Pendukung: Angkot, ojek online, bus Trans Metro Dewata.


🚌 Jurusan Bus yang Masih Aktif

  • AKDP:

    • Denpasar – Singaraja

    • Denpasar – Tabanan

    • Denpasar – Karangasem

    • Denpasar – Amlapura

  • Shuttle/Travel:

    • Denpasar – Mataram (Lombok)

    • Denpasar – Kuta

    • Denpasar – Ubud


💰 Kisaran Harga Tiket

  • AKDP: Rp 15.000 – Rp 60.000 (tergantung jarak)

  • Shuttle Lombok: Rp 200.000 – Rp 250.000 (termasuk penyeberangan)

  • Bus Wisata Lokal: Mulai Rp 50.000

Baca juga : Terminal Bangkalan Madura


Kesimpulan

Terminal Ubung Denpasar Bali bukan hanya saksi perjalanan orang, tapi juga saksi perjalanan waktu. Dari terminal AKAP tersibuk di Bali, menjadi simpul transportasi regional yang tetap hidup, Ubung adalah contoh bagaimana sebuah terminal dapat beradaptasi tanpa kehilangan denyutnya.

Bagi siapa pun yang datang ke Bali lewat jalur darat, Ubung adalah pintu gerbang yang memberi salam pertama dan, kadang, perpisahan terakhir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *