Catatan Perjalanan Bus Malam dan Drama Korea yang Mengantar Pulang

Ada satu hal yang selalu membuatku rindu pada perjalanan malam dengan bus: rasa tenang yang tak bisa kutemukan di siang hari. Malam itu, aku bersiap untuk perjalanan dari Jakarta menuju Solo. Tiket sudah kubeli seminggu sebelumnya—bus sleeper class dengan fasilitas lengkap. Tapi yang paling membuatku bersemangat bukan hanya tempat tujuan, melainkan rencana kecilku sendiri: maraton drama Korea “Crash Landing on You” selama perjalanan. Sambil rebahan aku buka-buka situs https://drakorkita.id/ sekadar membaca informasi tentang para artis Drama Korea.

19.30 WIB – Menunggu di Terminal, Menyimpan Rindu

Terminal Pulo Gebang malam itu cukup ramai. Udara terasa hangat, aroma makanan dari kios-kios pinggir terminal menyeruak. Aku duduk di bangku tunggu, membuka ponsel, dan memastikan tiga episode awal “Crash Landing on You” sudah terunduh. Ini bukan pertama kalinya aku menonton drama korea itu, tapi ada sesuatu yang ingin kurasakan ulang—kisah Yoon Se-ri dan Kapten Ri Jeong-hyuk yang begitu menyentuh, apalagi kalau ditonton di tengah sunyi malam yang panjang.

20.00 WIB – Kursi Rebah, Dunia Baru

Begitu naik ke dalam bus, aku langsung paham kenapa orang menyukai sleeper class. Kursinya panjang seperti tempat tidur mini, lengkap dengan bantal, selimut, lampu baca, dan layar hiburan. Tapi aku lebih memilih ponselku sendiri, lebih personal.

Bus perlahan meninggalkan terminal. Lampu kabin diredupkan. Aku menekan tombol play. Yoon Se-ri muncul di layar, terjebak badai saat paralayang. Sesuatu dalam diriku ikut terseret bersamanya—petualangan ini dimulai.

Baca Juga :  Layar OLED, Visual Lebih Tajam untuk Kinerja Lebih Cerdas

21.30 WIB – Di Tengah Gelap, Cinta Melintasi Perbatasan

Episode pertama Drama Korea itu selesai. Aku lanjut ke episode dua. Di layar, perbatasan Korea Utara–Selatan bukan hanya garis politik, tapi juga garis emosi. Di luar jendela bus, jalan tol seperti tak berujung. Hanya cahaya kendaraan yang sesekali melintas, seolah menjadi metafora batas yang ingin dilewati siapa saja yang sedang jatuh cinta.

Kapten Ri muncul, diam-diam peduli, diam-diam melindungi. Aku menahan senyum, merasa hangat meski AC bus menyentuh kulit seperti embun pagi.

23.00 WIB – Istirahat dan Interaksi Kecil

Bus berhenti di rest area KM 429. Aku turun, membeli kopi kaleng, dan duduk sebentar di bangku kayu. Seorang penumpang lain duduk di sebelahku.

“Kamu nonton CLOY ya?” katanya sambil menunjuk layar ponselku. Aku terkejut.

“Iya, ulang nonton aja,” jawabku.

Dia tertawa kecil. “Aku nangis pas episode 9,” katanya, lalu berdiri dan masuk bus lagi.

Lucu, ya. Drama Korea bukan hanya menyatukan dua karakter berbeda negara, tapi juga dua orang asing di rest area tengah malam.

01.30 WIB – Episode Ketiga dan Air Mata yang Jatuh Diam-Diam

Perjalanan kembali dilanjutkan. Bus sudah masuk jalur tengah Jawa, jalan lebih sempit tapi tetap sunyi. Aku menyalakan episode ketiga. Saat Se-ri mulai menemukan sisi lembut Kapten Ri, aku mendadak tersadar—kisah cinta ini begitu tenang, begitu manusiawi. Tidak tergesa. Tidak keras. Seperti jalanan malam yang dilalui bus ini, panjang dan sabar.

Baca Juga :  Jadi Sopir Bus Virtual? Coba 6 Game Bus Simulator Ini, Seru Abis!

Tanpa sadar, air mataku menetes. Bukan karena sedih, tapi karena indah. Karena dalam gelap, dalam perjalanan, dan dalam kesendirian, cerita ini menemani dengan tulus.

04.45 WIB – Solo yang Masih Tidur dan Hati yang Penuh

Bus mulai melambat. Aku melongok ke luar jendela—lampu jalan kota Solo masih redup, toko-toko masih tertutup, tapi kehidupan perlahan mulai bangun. Aku mematikan layar, memasukkan earphone ke dalam tas, dan duduk diam. Tak banyak kata, tapi banyak rasa.

“Crash Landing on You” tidak sekadar drama. Ia seperti teman seperjalanan yang tak banyak bicara, tapi tahu betul bagaimana menenangkanmu. Perjalanan malam keluar kota, dengan tidur yang tak sempurna dan jalan yang panjang, justru menjadi ruang untuk menyelami cerita dengan lebih dalam.

05.00 WIB – Sampai, Tapi Ingin Kembali

Terminal Tirtonadi menyambutku dengan udara segar pagi. Bus berhenti, dan aku turun dengan hati yang penuh. Rasanya seperti habis berbincang dengan sahabat lama yang akhirnya paham apa yang sedang kurasakan. Dan semua itu dimulai dari satu hal kecil—sebuah drama Korea di tengah perjalanan malam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *