Terminal bus seringkali hanya dipandang sebagai tempat naik-turun penumpang. Namun, Terminal Untung Suropati di Kota Pasuruan memiliki cerita, nilai budaya, hingga peran sosial yang jauh lebih luas daripada sekadar persinggahan transportasi darat. Terminal ini bukan hanya urat nadi mobilitas warga, melainkan juga ruang yang menyatukan sejarah, ekonomi lokal, dan dinamika masyarakat Pasuruan.

Sejarah Nama: Jejak Pahlawan dalam Transportasi
Nama Untung Suropati bukan sekadar penanda lokasi. Terminal ini diabadikan dari nama pahlawan nasional asal Pasuruan, seorang tokoh pejuang yang gigih melawan VOC Belanda di abad ke-17. Penamaan terminal ini menjadi simbol penghormatan terhadap perjuangan rakyat Pasuruan. Dengan begitu, setiap penumpang yang memasuki terminal seakan diingatkan bahwa perjalanan hari ini berpijak di atas jejak perjuangan masa lalu.
Lokasi Strategis di Jantung Kota Pasuruan
Terminal Untung Suropati terletak di pusat Kota Pasuruan, dekat dengan jalur utama Surabaya–Probolinggo–Banyuwangi. Lokasi ini menjadikannya titik temu penting bagi:
-
Bus AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi): jurusan Surabaya, Malang, Probolinggo, Lumajang, hingga Jember.
-
Bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi): seperti rute menuju Bali, Yogyakarta, hingga Jakarta.
-
Angkutan kota & pedesaan: yang menghubungkan terminal dengan pasar, sekolah, dan kawasan industri di Pasuruan.
Inilah yang membuat terminal ini tak hanya menjadi simpul transportasi, tapi juga pusat ekonomi yang menggerakkan aktivitas warga.

Ekonomi Rakyat yang Hidup di Terminal
Keunikan Terminal Untung Suropati adalah keberadaan pasar rakyat mini di sekitarnya. Pedagang kaki lima menjual makanan khas Pasuruan seperti rawon, sate kerang, hingga lontong kikil. Tidak sedikit penumpang yang justru menanti bus lebih lama agar bisa mencicipi kuliner lokal tersebut.
Selain itu, terminal juga memberi ruang hidup bagi jasa porter, tukang parkir, hingga sopir ojek pangkalan yang sudah puluhan tahun mencari nafkah di sana. Dengan demikian, terminal ini berfungsi sebagai ekosistem ekonomi kerakyatan yang sulit ditemukan di terminal modern yang serba steril.
Wajah Sosial Terminal: Ruang Interaksi dan Identitas
Terminal bukan hanya tempat orang berangkat dan pulang, melainkan juga ruang interaksi sosial. Di Terminal Untung Suropati, Anda bisa menemukan:
-
Pelajar yang berangkat sekolah dengan bus kecil jurusan pedesaan.
-
Buruh pabrik yang setiap hari menunggu angkutan menuju kawasan industri.
-
Pemudik yang pulang kampung menjelang lebaran dengan penuh cerita haru.
Semua lapisan masyarakat bertemu di ruang yang sama. Terminal ini mencerminkan miniatur kehidupan Pasuruan dengan segala keberagaman profesi dan latar belakang warganya.
Modernisasi dan Tantangan
Meskipun memiliki nilai historis dan sosial, Terminal Untung Suropati juga menghadapi tantangan. Persaingan dengan travel online, ojek daring, dan minimnya perhatian pada perawatan fasilitas membuat terminal ini sering terlihat kurang representatif. Namun, justru di sinilah daya tarik uniknya: terminal ini masih mempertahankan otentisitas terminal tradisional Jawa Timur yang penuh dinamika.
Belakangan, pemerintah Kota Pasuruan mulai melakukan revitalisasi bertahap, memperbaiki jalur parkir bus, menambah penerangan, dan memperketat keamanan. Harapannya, terminal ini tetap hidup namun dengan wajah yang lebih ramah bagi penumpang.

Terminal Sebagai Memori Kolektif Warga Pasuruan
Bagi banyak warga Pasuruan, Terminal Untung Suropati bukan hanya tempat naik bus, melainkan juga tempat kenangan. Ada yang pertama kali merantau dari sini, ada pula yang melepas kepergian sanak saudara dengan air mata di pelataran terminal. Kisah-kisah emosional ini menjadikan terminal lebih dari sekadar infrastruktur—ia adalah ruang yang menyimpan memori kolektif.
Baca juga : Terminal Klender Jakarta
Kesimpulan
Terminal Untung Suropati Kota Pasuruan adalah terminal yang hidup dengan denyut sejarah, ekonomi, dan interaksi sosial. Ia tidak hanya menghubungkan kota dengan kota, tapi juga manusia dengan manusia, masa lalu dengan masa kini, serta tradisi dengan modernitas.
Bagi Anda yang sekadar lewat atau memang berangkat dari Pasuruan, jangan anggap terminal ini hanya tempat menunggu bus. Di balik hiruk-pikuknya, ada cerita panjang tentang perjuangan, identitas, dan kehidupan yang terus berdenyut di Kota Pasuruan.











