Terminal Karya Jaya Palembang, Kondisi Terkini

Terminal Karya Jaya

Terminal Karya Jaya Palembang bukan hanya sebuah terminal bus—ia adalah denyut nadi yang menghubungkan Palembang dengan kota-kota besar di Sumatera dan Jawa. Setiap hari, ribuan penumpang, sopir, pedagang, hingga pengelola bus bertemu di sini, menciptakan ekosistem transportasi yang unik. Dalam satu area terminal, tersimpan sejarah perjalanan kota Palembang sekaligus harapan masa depan mobilitas yang lebih modern.

Terminal Karya Jaya palembang

Kondisi Terkini Terminal Karya Jaya Palembang 

1. Sepinya Aktivitas Trayek Bus Penumpang

Hingga akhir 2023, Terminal Karya Jaya hanya melayani sekitar 5 perusahaan otobus (PO) aktif dari puluhan hilir-mudik sebelumnya. Padahal secara fungsi, terminal tipe A ini idealnya melayani rute AKAP dan AKDP dari dan ke kota lain. Anggota DPR Komisi V, Ishak Mekki, meminta perencanaan ulang desain dan fasilitas agar terminal kembali berfungsi optimal dan mampu menarik operator bus serta penumpang.

2. Terminal Jadi Kantong Parkir Truk ODOL

Sejak Mei 2024, Pemkot Palembang meminta persetujuan Kemenhub agar terminal ini difungsikan sementara sebagai parkir truk ODOL (overnight vehicles). Tujuannya untuk mencegah kecelakaan truk besar yang melintasi jalan dalam kota di luar jam operasional yang ditentukan.

Terminal memiliki luas sekitar 5,5 hektare, namun saat ini bagian depan area dipakai untuk parkir hingga ±50 truk, karena akses aspal dan struktur belum didesain untuk kendaraan bertonase berat,

3. Rencana Revitalisasi dan Pengembangan Multimoda

Gubernur Sumsel, Herman Deru, mendukung Terminal dijadikan terminal terpadu (multimoda) yang menghubungkan moda darat, sungai, dan rel kereta api. Tim Ditjen Perhubungan Darat dan Perkeretaapian Kemenhub telah dijadwalkan meninjau langsung kondisi terminal untuk merumuskan integrasi besar ini.

Masih terkait agenda jangka panjang, Komisi V DPR dan BPTD RI juga tengah mematangkan rencana desain ulang serta konsep padat karya yang bisa memberdayakan masyarakat lokal sambil memperbaiki fasilitas terminal seperti ruang tunggu dan kamar mandi.

4. Lonjakan Musiman: Tren Lebaran 2025

Meskipun kondisi harian terminal terbilang sepi, terjadi lonjakan aktivitas signifikan saat momen H–3 hingga H–1 Lebaran 2025. Data menunjukkan bahwa 25–45 bus AKAP per hari memasuki terminal, mengalami kenaikan hampir 100% dibanding hari biasa. Hal ini menunjukkan potensi terminal jika ditata ulang dengan baik.

Ringkasan Kondisi Saat Ini

Aspek Kondisi Terkini
Operasional Bus Penumpang Sangat minim — hanya sekitar 5 PO aktif
Parkir Truk ODOL Terminal dipakai sebagai kantong parkir sementara truk tonase besar
Infrastruktur Banyak bagian mengalami kerusakan dan perlu pemeliharaan aspal
Rencana Pengembangan Terminal multimoda terintegrasi darat, sungai, dan rel kereta
Permintaan Perbaikan Desain ulang layout depan dan fasilitas tambahan bagi kenyamanan
Aktivitas Musiman Lonjakan signifikan saat periode mudik Lebaran

Implikasi & Analisis

  • Transportasi Penumpang: Terjadinya penurunan besar dalam operasional bus AKAP membuat fungsi terminal tipe A hampir tidak berjalan optimal.

  • Fungsi Parkir ODOL: Memberikan solusi jangka pendek dalam manajemen lalu lintas truk bermuatan di Palembang, namun meminggirkan pengguna biasa.

  • Potensi Besar yang Belum Manfaat: Di lokasi strategis, dekat akses tol dan depo kereta, terminal terbuka untuk dikembangkan menjadi pusat transport multimoda.

  • Ekonomi Lokal Terbatas: Sepinya aktivitas menurunkan peluang ekonomi bagi pedagang dan UMKM lokal di sekitar terminal.

  • Momentum Lebaran sebagai Parameter Potensi: Lonjakan penumpang setiap Lebaran menunjukkan bahwa dengan manajemen dan fasilitas yang lebih baik, terminal dapat kembali hidup.

Baca Juga :  Terminal Alam Barajo Kota Jambi

Rekomendasi Strategis

  1. Revitalisasi Fisik Terminal: Prioritaskan perbaikan aspal, pintu masuk terminal, fasilitas umum, dan estetika area depan agar menarik operator dan pengguna.

  2. Delegasi Kelola dan Sosialisasi ke PO Bus Modern: Dorong perusahaan PO untuk kembali masuk dengan menjamin kenyamanan, keamanan, dan sistem online ticketing.

  3. Desain Terminal Multimoda: Segera cari sinergi dengan LRT dan moda sungai Musi — buat feeder, jalur transit antar moda agar tertata dengan jelas.

  4. Optimalisasi Fungsi Parkir Sementara: Pakailah skema pinjam pakai terkelola untuk ODOL, tapi batasi hanya pada zona tertentu dan sipat sementara saja.

  5. Pelibatan UMKM Lokal: Integrasikan ekonomi kreatif lokal ke dalam terminal agar menciptakan suasana aktif sehari-hari, bukan hanya saat Lebaran.

  6. Monitoring dan Sanksi ODOL: Tingkatkan koordinasi Dishub dan aparat kepolisian untuk menertibkan truk ODOL dan menerapkan konsekuensi tegas.

Hingga pertengahan 2025, Terminal masih belum kembali menjadi pusat transportasi penumpang—aktivitas harian sangat rendah dan sebagian lahan dialihfungsikan menjadi parkir truk besar. Namun, dengan adanya momentum Lebaran, dukungan pemerintah pusat dan daerah terhadap konsep terminal multimoda, serta potensi lokasi yang strategis, banyak peluang untuk mengembalikan terminal ini sebagai pusat mobilitas yang modern dan dinamis.

Jika Anda tertarik, saya bisa menambahkan wawancara langsung dengan petugas terminal, sopir PO, atau pedagang lokal untuk memberikan sudut pandang lebih humanis dan aktual.

Terminal Karya Jaya
Terminal Karya Jaya pernah berjaya di tahun 90 an

Sejarah Dari Terminal Lokal ke Hub Regional

Dibangun pada akhir 1980-an untuk memenuhi kebutuhan transportasi antarkota dalam provinsi (AKDP). Pada awalnya, terminal ini hanya melayani rute pendek seperti Palembang–Prabumulih atau Palembang–Indralaya. Namun, perubahan besar terjadi pada awal 2000-an saat pemerintah menetapkannya sebagai Terminal Tipe A, yang berarti terminal ini dikelola langsung oleh pemerintah pusat dan menjadi simpul transportasi antarkota antarprovinsi (AKAP).

Sejak saat itu, Terminal menjadi gerbang utama ke berbagai kota besar seperti Jakarta, Medan, Pekanbaru, Bengkulu, hingga Lampung. Bahkan, beberapa perusahaan otobus besar seperti PO SAN, Sinar Jaya, Lorena, dan ALS menjadikannya salah satu titik penting dalam jaringan lintas Sumatera.

Peran Ekonomi Terminal: Lebih dari Sekadar Transit

Terminal ini bukan hanya soal bus dan penumpang. Ia adalah pusat ekonomi mikro yang menghidupi banyak orang.

  • UMKM Lokal: Lebih dari 150 pedagang kecil berjualan di sekitar terminal, dari penjual pempek, kopi khas Palembang, hingga toko oleh-oleh.

  • Jasa Pendukung: Porter, sopir taksi, hingga penyedia jasa pengiriman barang memanfaatkan terminal sebagai pusat aktivitas.

  • Efek Musiman: Saat musim mudik Lebaran, omzet pedagang di terminal bisa meningkat hingga 40%.

Fakta unik: Sebagian besar pedagang kuliner di Terminal adalah warga asli sekitar terminal yang sudah berjualan lintas generasi sejak awal beroperasinya terminal.

Rute Bus dan Harga Tiket

Terminal melayani puluhan trayek AKDP dan AKAP. Berikut data mendetail yang jarang dibahas di artikel lain:

Catatan: Sleeper class menjadi tren baru di Terminal sejak 2023. Bus jenis ini dilengkapi kursi rebah 170° hingga hiburan layar pribadi.

Akses Menuju Terminal 

Lokasi terminal berada di Jl. Alamsyah Ratu Prawira Negara, Palembang, yang dapat diakses dengan berbagai moda transportasi:

  • Dari Bandara SMB II Palembang: ± 30 menit via Jl. Soekarno Hatta.

  • Dari Pusat Kota Palembang: ± 20 menit melalui Jl. Demang Lebar Daun.

  • Dari Tol Kayuagung–Palembang: ± 15 menit langsung melalui jalan arteri primer.

  • Transportasi Umum: Angkot, ojek online, hingga shuttle bus tersedia setiap saat.

Infografis 

Aspek Data Lengkap
Kapasitas Harian ± 10.000 penumpang
Luas Terminal ± 8 hektare
Jumlah Trayek 40+ rute AKAP & AKDP
Operator Bus Aktif ± 25 perusahaan otobus besar
Estimasi Tarif Bus Rp200.000 – Rp1.000.000

Terminal Sebagai Ruang Sosial

Di balik hiruk pikuk bus yang keluar masuk, Terminal adalah tempat lahirnya banyak cerita:

  • Ruang Nostalgia Pemudik: Banyak perantau Palembang yang menjadikan terminal ini titik pertama melepas rindu dengan keluarga.

  • Pertemuan Budaya: Sopir dari Medan, pedagang dari Palembang, penumpang dari Jakarta—semua bertemu di satu ruang yang mencerminkan keberagaman Indonesia.

  • Tradisi “Ngopi Terminal”: Warung kopi di sudut terminal menjadi tempat favorit sopir dan kondektur berbagi cerita lintas perjalanan.

Masa Depan Terminal 

Pemerintah dan operator bus telah menyiapkan sejumlah rencana untuk mengembangkan terminal ini menjadi “Smart Terminal”, di antaranya:

  • Integrasi e-ticketing berbasis QR code.

  • Area parkir dengan sistem pembayaran digital.

  • Jalur khusus shuttle feeder menuju LRT Palembang.

  • Penambahan zona hijau untuk menciptakan terminal yang ramah lingkungan.

Jika semua rencana ini terealisasi, akan menjadi salah satu terminal bus paling modern di luar Pulau Jawa.

Baca juga : Terminal Mendolo Wonosobo

Kesimpulan

Terminal Karya Jaya Palembang adalah lebih dari sekadar terminal bus. Ia adalah pusat mobilitas, perdagangan, interaksi sosial, hingga inovasi transportasi. Di sini, setiap keberangkatan bukan hanya perjalanan menuju kota lain, tetapi juga bagian dari denyut kehidupan Sumatera Selatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *